Home Mengasah Spiritual Mencerdaskan Intelektual: MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM

2011/10/16

MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، سيدنا محمد المبعوث رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد.
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang tidak henti-hentinya mencurahkan nikmat-Nya kepada kita semua terutama nikmat Iman dan Islam, sehingga sampai detik ini kita masih menjadi seorang muslim yang beriman. Shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu atas junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang segala tingkah laku dan kepribadiannya menjadi suri tauladan bagi seluruh umat Islam.
Baiklah hadirin dan hadirat yang berbahagia, pada kesempatan ini kami akan membahas sebuah tema menarik dengan judul Membentuk Kepribadian Muslim. Namun sebelumnya marilah kita simak dengan khusyu' lantunan ayat suci Al-Qur’an yang akan dibacakan oleh teman kami berikut ini:
$pkšr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7ŠÉftGó$# ¬! ÉAqߧ=Ï9ur #sŒÎ) öNä.$tãyŠ $yJÏ9 öNà6ÍŠøtä ( (#þqßJn=ôã$#ur žcr& ©!$# ãAqçts šú÷üt/ ÏäöyJø9$# ¾ÏmÎ7ù=s%ur ÿ¼çm¯Rr&ur ÏmøŠs9Î) šcrçŽ|³øtéB ÇËÍÈ   (#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtùÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ  
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya." (QS. Al-Anfal: 24-25).
Ikhwanul Muslimin Rahimakumullah
Dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa di antara kepribadian-kepribadian seorang muslim adalah memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya. Untuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya ini dapat dilakukan dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya.
Perintah Allah itu tidak hanya terbatas pada ibadah-ibadah ritual seperti shalat, puasa, haji, dan zakat. Tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Tata cara mereka bergaul, bermuamalah, berkomunikasi antar sesama dan lain sebagainya.
Salah satu perintah Allah adalah bergaul dengan sesama manusia dengan akhlak yang terpuji. Misalnya berkata jujur, menepati janji, saling memaafkan bila ada kesalahan, rendah hati terhadap sesama, peduli terhadap penderitaan orang lain, saling tolong menolong, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, bertutur kata yang halus dan lemah lembut, dan lain sebagainya.
Sebagai seorang muslim, kita harus bisa menyeimbangkan antara kesalehan ritual kita dengan kesalehan sosial. Kesalehan ritual yang dimaksudkan di sini adalah ibadah-ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya. Sedangkan kesalehan sosial mencakup segala aspek kehidupan kita, yaitu tata cara kita bermuamalah dengan sesama manusia. Seperti berkata jujur, saling menghormati, suka memaafkan kesalahan orang lain, menepati janji, menyelesaikan permasalahan secara bijak, saling mengingatkan bila terjadi kesalahan, dan saling membantu dalam setiap kesulitan.
Apabila kepribadian-kepribadian seperti ini melekat pada diri setiap muslim khususnya anak-anak muda, maka tauran antar siswa tidak akan pernah terjadi, kerusakan akibat demo mahasiswa dapat dihindari, permusuhan antar kelompok tak mungkin terjadi. Hidup kita akan terasa aman dan harmonis, tidak ada perkelahian, tidak ada permusuhan, tidak ada rasa iri dan dengki, tidak ada yang perasaan sombong dan membanggakan diri, tidak ada pihak yang merasa dizhalimi, tidak akan ada teman yang merasa minder. Semua orang akan hidup rukun dan bahagia, saling mengasihi dan menyayangi, serta peduli terhadap sesama.
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Alangkah indahnya hidup ini bila kepribadian-kepribadian di atas dapat tertanam dalam jiwa setiap kaum muslimin. Dan memang sepatutnya, kita sebagai seorang muslim, harus memiliki sifat-sifat atau kepribadian-kepribadian seperti itu. Betapa malunya kita, mengaku diri muslim, tetapi tidak memiliki sedikitpun kepribadian sebagai seorang muslim. Seorang muslim itu tidak hanya taat dalam beribadah tapi juga dapat mengaplikasikan nilai-nilai ibadahnya dalam kehidupannya sehari-hari. Ia harus bisa menjadi tauladan bagi orang-orang non muslim dalam setiap tutur kata dan tingkah lakunya.
Akan tetapi, Kenyataan yang terjadi saat ini adalah sebaliknya. Kita yang seharusnya menjadi tauladan bagi orang-orang non muslim, malah senang mencontoh perilaku-perilaku orang-orang barat yang jauh menyimpang dari norma-norma agama kita. Banyak orang yang mengaku dirinya muslim, tapi tidak pernah mengerjakan shalat; banyak yang mengaku dirinya muslim, tapi selalu berbuat maksiat, minum-minuman keras, mabuk-mabukan, berjudi, mengkonsumsi narkoba, dan sebagainya; ada juga yang mengaku dirinya muslim tetapi selalu menyakiti orang lain, menggunjing saudaranya sesama muslim, mengadu domba temannya, mencaci maki orang lain, berkelahi, tauran, saling menjatuhkan dan senang memutuskan tali persaudaraan.
Inilah mungkin yang sering disebut dengan Islam KTP. Hanya agamanya saja yang Islam tetapi perbuatannya jauh melanggar aturan-aturan dalam agama Islam. Orang-orang seperti ini mungkin masih bisa disebut seorang muslim, tapi tidak bisa dikatakan berkepribadian muslim. Karena yang dikatakan muslim itu adalah apabila muslim yang lain merasa aman dari perkataan dan tingkah lakunya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits:
المسلم من سلم المسلم من لسانه ويده.
"Seseorang itu dapat dikatakan muslim apabila muslim yang lain dapat selamat dari lisan dan tangannya."
Hadirin dan Hadirat yang Berbahagia
Di dalam ayat ke-25 dari surat Al-Anfal yang sudah dibacakan di muka tadi, kita diperintahkan untuk memelihara diri kita dari azab Allah SWT yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja tetapi orang yang ta'atpun ikut merasakan efeknya. Ayat ini dengan ayat sebelumnya saling terkait, tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Di dalam ayat ke-24 kita diperintahkan untuk memenuhi seruan Allah. Kemudian di ayat berikutnya kita diperintahkan untuk memelihara diri dari azab Allah yang dapat menimpa semua orang baik orang zalim maupun orang yang bertakwa.
Ini berarti bahwa bila kita sudah mampu memenuhi seruan Allah, mampu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka kita diperintahkan untuk mengajak orang-orang di sekitar kita untuk ikut memenuhi seruan Allah, supaya kita terhindar dari azab Allah. Karena satu yang makan nangka semua kena getahnya, satu yang melakukan kemunkaran dapat menyebabkan satu kampung bisa terkena azabnya.
Oleh karena itu, marilah kita berusaha semampu kita untuk memenuhi seruan Allah dan juga mengajak orang-orang terdekat kita untuk ikut memenuhi seruan Allah supaya kita dapat terhindar dari azab Allah SWT.
Inilah di antara kepribadian-kepribadian seorang muslim. Dia tidak hanya mementingkan dirinya sendiri dalam berbuat ta'at kepada Allah tapi senantiasa juga berusaha mengajak orang lain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seorang muslim tidak boleh egois, tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri baik di dalam beribadah kepada Allah maupun dalam bermuamalah dengan sesama manusia.
Ikhwanul Mu'minin Rahimakumullah
Setelah memenuhi dua tugas pokok di atas, maka sebagai seorang muslim, kita harus berusaha untuk istiqomah dalam melakukan ibadah kepada Allah. Di samping itu, kita  harus bisa bersabar dalam memenuhi seruan Allah dan kita juga harus bersabar untuk mengajak orang lain dalam mendekatkan diri kepada Allah. Apabila semua hal itu sudah kita lakukan semaksimal mungkin, maka kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan ganjaran yang sesuai dengan jerih payah kita. Kita harus ingat bahwa janji Allah itu adalah benar. Jangan sampai orang-orang yang tidak menyakini kebenaran ayat-ayat Allah itu membuat kita menjadi resah dan gelisah. Mengendurkan semangat kita untuk beribadah kepada Allah, atau menimbulkan keraguan kita terhadap kebenaran janji Allah. Hal ini sudah ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Ar-Ruum ayat 60 berikut ini:
÷ŽÉ9ô¹$$sù ¨bÎ) yôãur «!$# ?Yym ( Ÿwur š¨Z¤ÿÏtGó¡o tûïÏ%©!$# Ÿw šcqãYÏ%qムÇÏÉÈ  
"Dan bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu."

Hadirin Yang Berbahagia
Demikianlah beberapa kepribadian-kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa sebagai seorang muslim kita harus bisa menyeimbangkan antara ibadah dan muamalah. Yaitu hubungan kita dengan Allah dan hubungan kita dengan sesama manusia.
Untuk membentuk kepribadian muslim yang sejati maka kita harus mampu mensinergikan antara ibadah dan muamalah, antara hubungan vertikal kita kepada Allah dan hubungan horizontal kita dengan sesama manusia. Antara kesalehan ritual dengan kesalehan sosial.
Mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan, terima kasih atas segala perhatiannya, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, dan semoga apa yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien Ya Rabbal 'Alamin.

وبالله التوفيق والهداية والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

No comments:

Post a Comment