MASLAHAT DAN MAFSADAT FACEBOOK
(Buletin Remas Baiturrahman, Edisi
VII,
10 Juni
2011
M / 8 Rajab
1432 H)
OLEH : ZULKIFLI, S.Pd.I
Kemajuan teknologi dapat
memudahkan kita dalam menjalankan aktivitas dan menyelesaikan tugas dengan
lebih efektif dan efisien. Apalagi di era globalisasi sakarang ini, teknologi
menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Setiap produk
teknologi, seperti televisi, handphone, komputer, internet dll, memiliki dampak positif dan negatif. Tidak
terkecuali jejaring sosial seperti facebook juga memiliki maslahat
(dampak positif) dan mafsadat (dampak negatif).
Facebook telah menjadi bagian dari urat nadi kehidupan,
karena mampu mengisi ruang-ruang kosong bagi seseorang untuk berselancar di
dunia maya. Facebook digandrungi ribuan bahkan jutaan anak bangsa
lintas usia. tentu memiliki sisi positif dan negatif. Situs jejaring sosial ciptaan Zuckerberg pemuda New York ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Sistem dan jaringan yang awalnya dirancang
sangat sederhana berkembang menjadi sangat kompleks.
Dengan Facebook, seseorang dapat menjalin silaturrahim dengan
teman lama, keluarga, kolega serta dapat bertukar pikiran, informasi,
pengalaman, bahkan curhat dengan pasangan yang diminatinya. Facebook dapat
pula dimanfaatkan untuk mengkampanyekan suatu ide dan gagasan. Dapat pula
dimanfaatkan sebagai ruang diskusi antarkomunitas melalui group atau pages,
sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan pengetahuan anggotanya, sebagaimana
yang telah dilakukan oleh pengurus IKRAMS (Ikatan Remaja Muslim
Sekarbela), yaitu dengan membuat group “Ikatan Remaja Muslim Sekarbela” yang
diisi dengan tausiyah, ceramah, ayat-ayat al-Qur’an, hadits-hadits Nabi, kata-kata hikmah, dll.
Meskipun dalam group ini,
banyak juga yang curhat tentang masalah “cinta” dan ungkapan perasaan hati yang
sedang dihadapi.
Intinya, setiap social
networking (jejaring sosial) seperti facebook pasti memiliki dampak positif
dan negatif. Oleh karena itu, dibutuhkan ketelitian kita dalam memanfaatkan
kemajuan jejaring sosial khususnya facebook dan kemajuan teknologi secara umum.
Adapun dampak positif dari
penggunaan facebook adalah dapat mempererat tali silaturrahim kita, untuk
mengetahui dan menggali potensi yang kita miliki, sebagai media dakwah, sarana
tausiyah, wahana ceramah, sebagai media promosi, sarana diskusi, tempat curhat,
dan sebagainya.
Akan tetapi, dampak negatif
dari penyelahgunaan facebook jauh lebih banyak dari dampak positifnya. Adapun
dampak negatif penggunaan facebook, mengutip pendapat Pohuwato (www.pohuwatoforum.net:2009), yang mengatakan bahwa terdapat 10 dampak negatif akibat penggunaan Facebook, yaitu:
Pertama, menurunkan kinerja. Ditengarai bahwa sebagian
besar pegawai, karyawan, dosen,
mahasiswa menggunakan Facebook pada saat jam kerja sedang berlangsung,
karena alasan jenuh, refreshing, mendinginkan otak dan lain sebagainya.
Artinya, telah terjadi pengurangan waktu untuk bekerja dan menyelesaikan
kewajibannya. Maka konsekuensi logisnya adalah produktivitas menjadi berkurang.
Kedua, perhatian terhadap keluarga berkurang. Kerapkali
para pengguna membuka Facebook pada saat bercengkrama dengan keluarga. Sering kita menyaksikan bahwa ketika kita
sedang ngobrol dengan anggota keluarga, tiba-tiba anak atau saudara yang sedang
kita ajak bicara tertawa sendiri, padahal tidak ada hal lucu yang kita
bicarakan. Setelah ditelusuri, ternyata dia sedang asyik bermain facebook,
membaca komen-komen lucu di wall (dinding)-nya. Hal ini, mengakibatkan
kurangnya perhatian dan rasa hormat antar sesama anggota keluarga.
Ketiga, terjadinya jaringan kehidupan sosial. Berkelana
dengan Facebook sangat nyaman dan mengasyikkan. Maka, sebagian orang
merasa cukup membangun dan
berinteraksi sosial melalui Facebook saja, sehingga mengurangi frekuensi
bertemu muka. Momentum bertemu muka membuahkan pembicaraan, tatapan mata,
ekspresi wajah, tangis, canda dan tawa. Hal tersebut tidak dapat digantikan
dengan pertemuan di dunia maya, tidak bisa ditukar oleh rentetan kata-kata
bahkan video sekalipun.
Keempat, batasan ranah pribadi dan sosial menjadi kabur. Para Facebooker memiliki kebebasan untuk menuliskan
ide, gagasan, pemikiran, bahkan perasaannya sekalipun, tanpa disadari hal
tersebut tidak terlalu pantas, bahkan tidak memenuhi kelayakan etika dan
estetika untuk disampaikan pada lingkup sosial. Kadang persoalan rumah tangga
seseorang tanpa sadar bisa diketahui orang lain, cukup dengan hanya
memperhatikan status dari orang tersebut.
Kelima, bocornya data rahasia pada khalayak. Tak jarang Facebooker
tidak menyadari bahwa beberapa data penting yang tidak semestinya ditampilkan
secara terbuka, namun karena kita
lupa menutup akun, data pribadi dan rahasia kita, dapat dengan mudah diketahui
oleh fecebooker yang lain.
Keenam, terjadinya pornografi. Tak dapat dihindari, sebagaimana situs
jejaring sosial lainnya, tentu ada saja para pihak yang memanfaatkan situs
tersebut untuk kegiatan yang berbau pornografi dan pemberitaan pada berbagai
media massa, banyak yang memaparkan kejadian asusila tersebut.
Ketujuh, pemanfaatan untuk kegiatan negatif. Meskipun dalam
klausul kesepakatan penggunaan Facebook telah melarang hal ini, tetap
ada pihak yang memanfaatkan Facebook untuk kegiatan negatif melalui
group ataupun pages. Sehingga
memberikan peluang besar bagi terbukanya jaringan prostitusi dan jaringan
asusila lainnya melalui Facebook.
Kedelapan, dapat terjadi kesalahpahaman. Facebook
merupakan jaringan sosial yang sifatnya terbuka antara user dan jejaringnya,
sebagaimana layaknya pada kehidupan nyata, maka gosip atau informasi miring
dapat berkembang dengan sangat cepat melebihi batas ruang dan waktu. Harus disadari
sepenuhnya bahwa ketika menulis pada status, wall (dinding) dan komentar di facebook sama saja seperti obrolan
pada kehidupan nyata, bahkan efeknya mungkin lebih parah karena bahasa tulisan
terkadang menimbulkan multi tafsir.
Kesembilan, mempengaruhi kesehatan. Karena keasyikan bermain facebook, orang
sering menjadi lupa waktu, bahkan ia dapat menghabiskan waktu berjam-jam hanya
untuk duduk di depan komputer sambil bermain facebook. Bila kebiasaan seperti
ini dilakukan secara terus-menerus, maka akan mengganggu kesehatan para
pelakunya. Bahkan orang juga sering lupa makan karena keasyikan fecebook-an.
Kesepuluh, penipuan. Seperti media online lainnya, Facebook
juga rentan dimanfaatkan untuk tujuan penipuan. Ada yang menggunakan modus berkenalan dan akhirnya
menjadi akrab di dunia maya, namun ternyata ujung-ujungnya digunakan untuk
melakukan penipuan atau tindakan kriminal lainnya.
Kecanggihan dunia teknologi informasi dan komunikasi selalu membawa
pengaruh positif dan negatif, tergantung dari sudut mana melihatnya. Adanya televisi, komputer, handphone, internet, bahkan silet
sekalipun, membawa dampak yang dapat melukai penggunanya apabila tidak
berhati-hati menggunakannya.
Ada
baiknya kita semua mengingat kaidah ushul fiqh: “Menghindari
perbuatan yang berpotensi merusak, harus didahulukan dari pada mengambil manfaatnya.” Kembali kepada masing-masing
individu untuk membuat interpretasi dan pengambilan sikap, manakala
berkeyakinan Facebook hanyalah sebuah media untuk memudahkan kita
menjalankan misi dan tujuan pencapaian keberhasilan yang kita emban, maka tidak
menjadi masalah untuk tetap menjadi Facebooker. Namun, jika diyakini
telah merasuki jiwa, hati serta pikiran, sehingga mengakibatkan perkara yang
mafsadat (merusak), sebaiknya segera dihindari atau setidaknya kita sesuaikan
frekuensinya. Marilah kita merenungi
sabda Nabi berikut ini:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ
مَا لاَ يَعْنِيْهِ
“Di antara tanda bagusnya Islam seseorang adalah apabila ia meninggalkan
hal-hal yang tidak berguna baginya.” (HR. Tirmidzi)
Apabila penggunaan
facebook memiliki manfaat bagi kita, dapat mempererat tali silaturrahim dengan
teman-teman lama kita, dapat
mengetahui dan menggali potensi yang kita miliki, sebagai media dakwah, sarana
tausiyah, wahana ceramah, sebagai media promosi, dan sebagai sarana diskusi, maka silahkan kita pergunakan fecebook dengan sewajarnya, jangan sampai
menyimpang dari syari’at Islam. Akan tetapi, bila facebook tidak ada manfaatnya
bagi kita, hanya membuang-buang waktu kita saja, dapat melalaikan tugas dan
kewajiban kita, melalaikan kita dari beribadah dan mengingat Allah, menyebabkan
pemborosan uang, menyebabkan kita malas belajar dan bekerja, atau bahkan sangat
berpengaruh negatif bagi kepribadian dan keimanan kita, maka hendaknya kita
menjauhi kegiatan facebook-an tersebut.
Wallahu A’lamu Bishshawaab.
No comments:
Post a Comment